7 Cara Mecegah Diri dari Penipuan Belanja Online

Awalnya diterbitkan di: 7 Cara Mecegah Diri Dari Penipuan Belanja Online • Blog Situstarget

Tips Menghindari Penipuan Belanja Online dari Penjual Abal-abal

Di saat banyak penjual jujur yang mencoba peruntungannya dengan cara menjual barang atau jasanya secara online. Ada juga penjual abal-abal yang kerjaannya menipu melalui belanja online (online shop).

Ada banyak sekali kasus di mana, pembeli sudah membayar namun barang yang dibelinya tidak sampai ke rumah. Belum lagi antara gambar sebuah barang dengan realita yang diterima sesudah dikirimkan oleh si penjual ternyata berbeda jauh.

Baca juga : Membeli di Toko Emas Pilih yang Online atau Offline?

Berbeda jauh yang dimaksudkan di sini yaitu kualitasnya, ukuran/bentuk, rasa, dan seterusnya. Pada saat ingin komplain, si penjual berkelit dengan berbagai alasan, ada yang nomornya tidak bisa dihubungi, ada juga yang hanya memberi harapan palsu dan sebagainya.

Oleh karena itu, para pembeli pun dituntut untuk menjadi konsumen yang cerdas pada saat berbelanja online. Saya akan memberikan tips supaya anda terhindar dari penipuan pada saat belanja online.

Tips Belanja Online Aman di Situs-situs Marketplace

1. Selalu Gunakan Sistem Pembayaran yang Disediakan oleh Situs Marketplace

Jangan mentransfer uang langsung ke si penjual guna menghindari penipuan belanja onlineJangan mentransfer uang langsung ke si penjual guna menghindari penipuan belanja online

Situs seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Kaskus adalah ketiga situs yang menyediakan jasa marketplace. Semua orang bisa menjual barang dagangannya di sana, baik barang yang baru, bekas, maupun daur ulang.

Bagi anda yang hendak membeli barang dari situs marketplace seperti ketiga situs tersebut. Ada mekasisme pembayaran yang telah diatur sedemikian rupa agar orang yang belanja online, merasa lebih secure karena melalui sistem pembayaran rekber yang lebih profesional.

Anda dilarang untuk melakukan transfer uang secara langsung ke si penjual dengan alasan apapun. Banyak kasus penipuan belanja online yang bermula lantaran pembeli melakukan transaksi tidak menggunakan fasilitas sistem pembayaran tersebut.

Kalau dahulu ada istilah rekber (rekening bersama) yang dikelola individu. Akhirnya konsep ini pun punah lantaran pengelolaan rekber lebih bersifat pribadi dan atas dasar kepercayaan semata.

Tidak ada hukum yang mengikat, pengelolaan yang kurang profesional dan kurang akuntabelnya si penyedia jasa rekber. Mungkin hal ini juga yang mendasari mengapa situs marketplace membuat sistem pembayarannya sendiri.

Tujuan utamanya ya melindungi pengguna mereka. Sebagai contoh apabila anda hendak membeli sebuah smartphone, lalu kita bayar melalui payment gateway (ditransfer ke rekening Bukalapak/ Tokopedia/ Kaskus).

Lalu penjual diberi waktu selama dua hari kedepan untuk mengirim barangnya ke si pembeli. Jika tidak segera dikirim barang yang sudah dibeli dalam waktu 48 jam, secara otomatis uang si pembeli akan dikirimkan kembali.

Baca juga : Seberapa Penting Reputasi Online Bagi Pebisnis?

Sehingga transaksi dinyatakan batal oleh sistem. Sampai di sini tidak ada yang dikehilangan barang atau uang. Berbeda jika anda transfer uang langsung ke si penjual tanpa menggunakan fasilitas/layanan sistem pembayaran dari situs marketplace.

Hal ini berpotensi besar terjadi tindak penipuan belanja online. Karena bisa jadi penjual tidak mengirimkan barang, barang tidak sesuai dengan apa yang diinformasikan pada situs, atau stok barang yang sudah habis sehingga penjual membatalkan transaksi tanpa mengembalikan uang ke si pembeli.

Syukur-syukur masih dapat penjual yang jujur dan mau mengembalikan uang si pembeli jika transaksi gagal/batal. Umumnya uang anda akan dipotong sekitar Rp. 6.500,- sampai dengan Rp. 7.500,- untuk biaya transfer apabila ada perbedaan bank antara si penjual dan si pembeli.

Jadi ingat, selalu gunakan layanan sistem pembayaran dari situs marketplace ya dan jangan mentransfer uang langsung ke si penjual/pelapak/pedagang online shop langsung.

2. Cek Dahulu Reputasi Seller (Penjual) Online Shop Sebelum Membeli

Reputasi penjual online shop di situs marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia bisa kita ketahui dari informasi akun si penjual itu sendiri (sebenarnya bisa dijadikan acuan terpercaya atau tidaknya seorang penjual).

Seperti berapa total transaksi yang berhasil dan gagal, feedback dari orang yang pernah beli sebelumnya, jumlah pelanggan dan kecepatan toko dalam mengirim barang pesanan pembeli.

Fakta yang cukup mencengangkan seputar reputasi online yang perlu anda ketahui adalah ada layanan jasa yang memperjualbelikan reputasi online untuk para penjual online shop.

Setidaknya cara termudah melakukan tracking apakah si penjual online shop ini benar-benar terpercaya atau tidak, salah satunya yaitu dengan melakukan googling dengan pencarian kata kunci nama toko, nama penjual, nomor handphone, dan nomor rekening.

Baca juga: Cara Melaporkan Telepon Penipuan

Umumnya nama penjual dan nomor rekening tidak mudah didapatkan apa lagi hanya bermodalkan informasi dari situs marketplace tempat si penjual membuka lapaknya.

Mengapa nomor handphone dan rekening perlu juga dijadikan kata kunci pencarian di Google? Karena bisa jadi penipuan online shop menggunakan nomor handphone atau nomor rekening yang sama.

Apakah pembaca punya saran lain mengenai cara mengetahui reputasi online dari si penjual ol shop ini apakah terpercaya atau tidak guna melengkapi pembahasan di poin kedua. Silahkan share pendapat anda di sini.

3. Baca Aturan Main yang Bersifat Khusus dengan Beberapa Pedagang Online Shop

Baca aturan main dari pedagang online yang biasanya dicantumkan pada lapak merekaBaca aturan main dari pedagang online yang biasanya dicantumkan pada lapak mereka

Tahap akhir sebelum memutuskan pembelian barang di lapak si penjual. Pastikan anda membaca catatan si pelapak mengenai aturan main apabila bertransaksi dengan si penjual.

Sepeti aturan khusus mengenai stok barang, warna, garansi, dan sebagainya. Jika informasi yang berasal dari catatan yang diberikan oleh si penjual, anda rasa kurang jelas atau perlu anda pelajari lebih dalam.

Tidak ada salahnya jika anda menghubungi si penjual melalui fitur chat atau japri.

4. Ganti Password Akun Anda di Situs Marketplace Secara Berkala

Serangan hacking saat ini bukan hanya berasal dari organisasi atau kelompok kecil namun sudah didukung oleh sebuah negara, beberapa layanan dari perusahaan besar pun tumbang akibat serangan hacking yang masiv ini.

Sebuah riset juga menunjukan bahwa 55% orang menggunakan password yang sama untuk hampir keseluruhan situs yang menyediakan pendaftaran akun online. Contoh misalnya password email itu adalah ABCD.

Kemungkinan besar password untuk akun Facebook, Twitter, Bukalapak, dan Tokopedia pun menggunakan password yang sama yaitu ABCD. Sebanyak 26% lainnya menggunakan password yang mudah diingat dan mudah ditebak.

Baca juga : Investasi Reksa Dana Terjangkau di Bukareksa Cuma 10rb

Contoh password yang mudah ditebak yaitu tanggal lahir, nomor telepon rumah, nama panggilan, dan seterusnya. Gunakan kata sandi yang kuat dengan kombinasi huruf kecil, huruf besar, simbol, dan angka.

Situs Bukalapak misalnya menyediakan fitur autentikasi 2 langkah dengan mendaftarkan nomor HP anda pada layanan mereka. Saya menyarankan agar anda mengaktifkan fitur ini.

Setelah fitur berhasil diaktifkan, mohon jaga dengan baik nomor HP anda dan smartphone yang anda pergunakan. Aktifkan smart lock pada ponsel dan bila perlu aktifkan PIN untuk simcard nomor HP anda.

5. Pastikan 3 Komponen Ini dalam Keadaan Up-to-date Sistem Operasi, Peramban, dan Antivirus

Kasus ransomware yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik sebenarnya bisa diminimalisir bahkan dicegah dengan cara melakukan pembaharuan pada ketiga perangkat lunak seperti sistem operasi, browser, dan antivirus.

Sayangnya di Indonesia masih banyak sekali pengguna sistem operasi bajakan. Sehingga pembaharuan sistem operasi tidak dapat dilakukan, terutama pada pengguna Windows bajakan.

Virus tidak hanya menyandara file seperti yang dilakukan oleh ransomware. Ada juga yang sifatnya silent kill, yaitu yang memata-matai setiap aktifitas ketikan pada papan keyboard anda atau menyadap transaksi perbankan anda.

Browser yang saya sarankan untuk anda pakai adalah Google Chrome. Sedangkan antivirus yaitu Symantec, Eset dan Kaspersky. Sistem operasi tentunya yang original, resmi, dan yang terbaru saat ini adalah Windows 10.

6. Transaksi Perbankan, Bisnis, dan Kantor Sebaiknya Tidak Menggunakan Jaringan Wifi Publik

Setelah ketiga komponen utama sudah anda perbaiki pada poin kelima, yang tidak kalah pentingnya juga yaitu soal koneksi jaringan internet yang anda pergunakan untuk transaksi perbankan atau jual beli online.

Paling aman jika anda menggunakan jaringan mobile hotspot dari smartphone ketimbang menggunakan jaringan Wifi publik untuk melakukan transaksi keuangan. Karena pada jaringan Wifi publik, bisa saja anda disadap tanpa anda sadari.

Baca juga : Ini 8 Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Belajar Ekonomi dan Keuangan Syariah

Meskipun anda menggunakan sistem operasi terbaru, ter-update, begitupun antivirus, dan browser-nya. Namun apabila jaringan internet yang anda pergunakan tidak aman. Informasi sensitif selama anda menggunakan internet bisa disadap juga.

Solusinya anda bisa menggunakan jaringan VPN (Virtual Private Network) baik yang biasanya disediakan oleh software antivirus yang berlisensi premium atau menggunakan browser yang mendukung fitur tersebut seperti Opera.

7. Jaga Kerahasiaan Kartu Kredit atau Kartu Debit Anda

Lindungi data kartu kredit/debit dari pencurian dan penipuan belanja onlineLindungi data kartu kredit/debit dari pencurian dan penipuan belanja online

Kartu kredit dan kartu debit sebaiknya anda simpan di dompet atau pada sebuah card holder yang di mana tidak boleh sembarang orang memegangnya atau meminjamnya tanpa pengawasan yang ketat dari anda.

Informasi yang tertera pada kartu kredit atau debit bisa saja disalahgunakan oleh orang lain untuk dipergunakan belanja online pada situs toko online yang tidak membutuhkan verifikasi seperti PIN atau 3D Secure.

Faktanya pada saat belanja online di beberapa situs tertentu. Cukup memasukan data yang tertera pada kartu fisik di kartu debit/kredit transaksi sudah bisa dilakukan tanpa proses verifikasi lebih lanjut dari si pemiliknya.

Di Indonesia sendiri bagi pengguna kartu debit/kredit yang hendak dipergunakan untuk membayar sebuah produk tertentu akan mendapatkan otentikasi berupa 3D secure. Kode angka akan dikirimkan ke smartphone untuk proses pembayaran.

Baca juga : Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kartu Kredit

Jika kode angka tidak dimasukan dalam waktu tertentu, secara otomatis transaksi akan dibatalkan. Sayangnya fitur tersebut hanya berlaku di situs e-commerce yang ada di Indonesia dan beberapa negara saja.

Sedangkan tidak semua situs e-commerce di luar negeri mewajibkan verifikasi tambahan seperti ini. Maka wajar jika kartu debit/kredit yang berhasil dicuri biasanya akan ada tagihan atau pengurangan saldo jika tidak diblokir sesegera mungkin.

Sebaiknya anda juga tidak memfoto atau memposting gambar foto kartu debit atau kartu kredit anda di jejaring sosial. Kalaupun mau memfotonya untuk disimpan hanya pada memory HP, pastikan smartphone anda dikunci otomatis dengan menggunakan smart lock atau password.

Dari ketujuh tips di atas apakah anda punya cara lain yang lebih efektif dalam menangkal penipuan belanja online? Apakah anda pernah mengalami ditipu pada saat belanja online?

Yuk kita diskusikan masalah cara melindungi diri dari penipuan belanja online ini pada Grup Facebook Situstarget.com. 🙂